Durant & Kegagalan Suns

Kesalahan $40J yang Menghancurkan Dinasti
Ketika Phoenix Suns menukar lima pick putaran pertama—termasuk 2025, 2027, bahkan 2029—untuk mendapatkan Kevin Durant pada Februari 2023, saya sempat berkedip. Bukan karena talenta KD, tapi karena apa yang mereka korbankan: lima pick utama, dua pemain All-NBA, dan fondasi tim. Ini bukan rebuild—ini seperti mengusir setan.
Era Emas yang Tak Pernah Terjadi
Sebelum Durant datang, Phoenix sedang dalam puncak performa. Chris Paul menjadi pemimpin seperti jam: peringkat #2 di tahun ‘21, lalu #1 di ‘22 dengan musim 64 kemenangan. Tim ini punya ritme: pertahanan Bridges, tembakan tiga dari Johnson, semangat Claws—dan mereka sampai Final.
Lalu kepemilikan berubah. Masuk Josh Improbable (Ishbia). Tiba-tiba ‘kita butuh MVP’ jadi ‘cari immortality dengan satu nama.’
Paul & Ayton dikirim pergi sebelum debutan KD selesai.
Apa yang Mereka Dapatkan?
Saya akan jujur: KD tetap elite jika sehat. Tapi di usia 35+ dengan menit tinggi? Tidak berkelanjutan.
Imbalan dari Houston?
- Jalen Green (cocok tidaknya diragukan)
- Dillon Brooks (pemain roll-over cedera)
- Satu pick top-10 dilindungi (kemungkinan hilang)
- Lima pick putaran kedua (nilai minim saat ini)
Mereka tidak dapat aset nyata—hanya remah-remah lotre dan potensi masalah.
Lalu tambahkan Bradley Beal. Beal bagi ball-handling dengan Booker tapi kurang playmaking dan pertahanan. Dua pencetak gol perimeter tanpa kemampuan memperluas lapangan? Bukan sinergi—tapi gesekan.
Mengapa Trade Ini Selalu Gagal?
Dalam simulasi model saya di ESPN Analytics Lab, tim yang trade untuk bintang maksimal tanpa fleksibilitas kap tidak berhasil dalam jangka panjang—even jika menang beberapa game awal.
durant trades hanya berhasil jika:
- Ada kedalaman eksisting (seperti Warriors punya)
- Tidak korbankan draft capital masa depan
- Tidak sudah ada dua bintang bersaing peran
- Tidak rebuild saat tim sudah rusak
- Punya ruang finansial tanpa harus panik
- Bintang datang via free agency—not forced trade ejaknya ingin tinggal lama Pada semua kriteria itu, Suns gagal kecuali satu: ambisi. Pelajaran terbesar: ambisi mereka bukan tentang menang—tapi headline egoistis. The reality check cepat datang: saat menjadi kapten Suns, durant mencatat: turun performa → FG% lebih rendah meski volume tinggi, skip pertandingan penting demi istirahat, cedera paruh musim, jadi bayangan versi terbaiknya tahun ketiga, kemudian dikeluarkan sebelum playoff dimulai lagi —dan pergi tanpa hasil di malam draft.
WindyCityStatGeek
- Mark Walter: Miliarder di Balik Akuisisi Lakers $10B1 bulan yang lalu
- Kesalahan Penilaian Lakers: Lepas Alex Caruso Bukan Soal Pajak1 bulan yang lalu
- Lakers' New Power Play: Dodgers Executive Lon Rosen Bergabung dengan Operasi Lakers di Tengah Pembicaraan Penjualan $10B1 bulan yang lalu
- Austin Reaves Buka Suara Bermain di Bimbingan JJ Redick: 'Ini Paling Seru dalam Bertahun-Tahun'1 bulan yang lalu
- Dilema Lakers di Masa Offseason: Aset Terbatas dan Keputusan Sulit di Era Pasca-Jeanie Buss1 bulan yang lalu
- Perubahan Kepemilikan Lakers: Mengapa Luka Untung Sementara LeBron Hadapi Ketidakpastian1 bulan yang lalu
- LeBron James & Luka Dončić Antusias dengan Kepemilikan Baru Lakers: Analisis Berbasis Data1 bulan yang lalu
- Austin Reaves Refleksi Tantangan Playoff: "Saya Harus Lebih Efisien Hadapi Switching"2 bulan yang lalu
- Bisakah Pemilik Baru Lakers Rekrut Semua Kandidat MVP? Analisis Data2 bulan yang lalu
- Mengapa Keluarga Buss Hanya Memberi Kabar ke Luka Dončić Sebelum Jual Lakers? Analisis Taktik2 bulan yang lalu